BAGIAN I MENGELOLA TEKNOLOGI INFORMASI
1.1 Bisnis dan TI
Pentingnya strategi dan operasi teknologi informasi dalam bisnis
tidak lagi diragukan. Seperti yang tampak dalam abad ke-21, banyak
perusahaan di seluruh dunia berkeinginan untuk mengelola dirinya sendiri
menjadi pembangkit daya (
power-house) bisnis global melalui berbagai investasi besar dalam
e-business, e-commerce,
dan usaha TI lainnya yang global. Jadi, terdapat kebutuhan nyata bagi
para manajer bisnis dan praktisi bisnis untuk memahami bagaimana
mengelola fungsi organisasi yang penting ini.
1.2 Mengelola Teknologi Informasi
Teknologi Informasi adalah komponen penting dalam keberhasilan bisnis
perusahaan. Akan tetapi, teknologi informasi juga merupakan sumber daya
bisnis penting yang harus dikelola dengan benar. Teknologi informasi
memainkan peranan penting dalam memastikan keberhasilan atau yang
memberi kontribusi pada kegagalan usaha bisnis strategis perusahaan.
Oleh karena itu, mengelola sistem dan teknologi informasi yang mendukung
proses bisnis modern perusahaan adalah tantangan besar untuk para
manajer bisnis dan TI, serta praktisi bisnis. Ilustrasi salah satu
pendekatan untuk mengelola teknologi informasi dalam perusahaan besar
dapat dilihat pada Gambar 1 di bawah ini. Pendekatan manajerial memiliki
tiga komponen utama :
- Mengelola pengembangan dan implementasi bersama berbagai strategi bisnis/TI. Dipimpin oleh CEO dan CIO (Chief Information Officer),
proposal dikembangkan oleh para manajer bisnis dan pakar TI untuk
menggunakan TI agar dapat mendukung prioritas strategis bisnis
perusahaan. Proses perencanaan bisnis/TI sesuai dengan tujuan bisnis strategis TI. Proses tersebut juga meliputi evaluasi proyek bisnis/TI yang diajukan.
- Mengelola pengembangan dan implementasi aplikasi dan teknologi bisnis/TI baru. Ini adalah tanggung jawab utama dari CIO dan CTO (Chief Technology Officer).
Area manajemen TI ini melibatkan pengelolaan proses pengembangan sistem
informasi dan implementasinya, serta tanggung jawab penelitian ke dalam
penggunaan bisnis yang strategis atas teknologi informasi baru.
- Mengelola organisasi TI dan infrastruktur TI. CIO
dan para manajer TI berbagi tanggung jawab untuk mengelola pekerjaan
para pakar TI yang biasanya diatur dalam berbagai tim proyek serta
subunit organisasi lainnya. Selain itu, mereka bertanggung jawab untuk
mengelola infrastruktur TI dari hardware, software, database, jaringan telekomunikasi, dan sumber daya TI lainnya, yang harus diperoleh, dioperasikan, dimonitor, dan dipelihara.
Gambar 1. Komponen utama dari manajemen teknologi informasi
1.3 Perencanaan Bisnis/TI
Pada Gambar 2. mengilustrasikan proses perencanaan bisnis/TI, yang
berfokus pada penemuan pendekatan inovatif untuk memasukkan nilai
pelanggan perusahaan dan tujuan nilai bisnis perusahaan. Proses
perencanaan ini mengarah pada pengembangan model strategi dan bisnis
untuk berbagai aplikasi, proses, produk, dan layanan baru. Kemudian
perusahaan dapat mengembangkan strategi TI dan arsitektur TI yang
mendukung pembangunan dan implementasi aplikasi bisnis mereka yang baru
saja direncanakan.
Gambar 2. Proses perencanaan bisnis/TI menekankan pada fokus
nilai pelanggan dan bisnis untuk mengembangkan strategi dan model
bisnis, serta arsitektur TI untuk aplikasi bisnis.
Baik CEO maupun CIO perusahaan harus mengelola pengembangan strategi
pelengkap dalam bisnis dan TI untuk memenuhi nilai pelanggan dan visi
nilai bisnis mereka. Proses
adaptasi bersama ini diperlukan
karena teknologi informasi cepat berubah, tetapi merupakan komponen
penting dalam banyak usaha bisnis yang strategis. Proses perencanaan
bisnis/TI memiliki tiga kompenen utama :
- Pengembangan strategi. Mengembangkan berbagai
strategi bisnis yang mendukung visi bisnis perusahaan. Contohnya,
menggunakan teknologi informasi untuk membuat sistem e-business inovatif yang berfokus pada nilai pelanggan dan bisnis.
- Manajemen sumber daya. Mengembangkan berbagai rencana strategi untuk mengelola atau melakukan outsourcing atas sumber daya TI perusahaan, termasuk personel SI, hardware, software, data, dan sumber daya jaringan.
- Arsitektur teknologi. Membuat pilihan TI strategis
yang mencerminkan artistektur teknologi informasi yang didesain
untukmendukung usaha bisnis/TI perusahaan.
1.3.1 Arsitektur Teknologi Informasi
Arsitektur TI yang dibuat oleh proses perencanaan strategis bisnis/TI
adalah desain konseptual, atau cetak biru, yang meliputi komponen utama
berikut ini :
- Platform teknologi. Internet, intranet, ekstranet,
dan jaringan lainnya, sistem komputer, software sistem, serta software
aplikasi perusahaan terintegrasi memberikan infrastruktur, atau platform, untuk komputasi dan komunikasi yang mendukung penggunaan strategis teknologi informasi bagi e-business, e-commerce, dan aplikasi bisnis/TI lainnya.
- Sumber daya data. Banyak jenis database operasional
dan khusus, termasuk gudang data dan database internet/intranet yang
menyimpan dan memberikan data serta informasi untuk proses bisnis dan
dukungan keputusan.
- Arsitektur aplikasi. Aplikasi bisnis dari teknologi
informasi didesain sebagai arsitektur terintegrasi atau portofolio dari
sistem perusahaan yang mendukung usaha bisnis strategis, serta proses
lintas fungsi bisnis. Contohnya, arsitektur aplikasi harus meliputi
dukungan untuk ERP terintegrasi dan aplikasi CRM.
- Organisasi TI. Struktur organisasi dari fungsi SI
dalam perusahaan dan penyebaran para pakar SI didesain untuk memenuhi
strategi yang berubah dari bisnis. Bentuk dari organisasi TI bergantung
pada filosofi manajerial dan strategi bisnis/TI yang dibentuk selama
proses perencanaan strategis.
1.4 Mengelola Fungsi SI
1.4.1 Mengatur TI
Pada awal-awal tahun komputasi, perkembangan komputer mainframe besar dan jaringan serta terminal telekomunikasi menyebabkan
pemusatan (
centralization)
hardware, software,
database, dan pakar informasi di tingkat perusahaan dari suatu
organisasi. Selanjutnya, perkembangan minikomputer dan mikrokomputer
mempercepat tren
penyusutan (
downsizing), yang mengkonfirmasikan pergerakan kembali menuju
desentralisasi (
decentralization)
oleh banyak perusahaan. Jaringan klien/server yang terdistribusi di
perusahaan, departemen, kelompok kerja, dan tingkat tim menjadi
kenyataan. Hal ini mendorong pergeseran ahli database dan informasi ke
beberapa departemen, dan mendorong pembuatan
pusat informasi untuk mendukung komputasi oleh pemakai akhir dan kelompok kerja.
Akhir-akhir ini, trennya adalah membuat pengendalian yang lebih
terpusat di seluruh manajemen sumber daya TI perusahaan, sementara masih
tetap melayani kebutuhan strategis unit-unit bisnisnya, terutama usaha
e-business dan
e-commerce
mereka. Hal ini menghasilkan pengembangan struktur hybrid dengan
komponen terpusat dan terdesentralisasi yang dapat dilihat pada
Gamabr.3.
Gambar 3. Komponen organisasional fungsi TI
Beberapa perusahaan membentuk fungsi sistem informasinya masuk ke dalam
anak perusahaan SI
yang
menawarkan layanan SI ke organisasi eksternal serta induk perusahaan
mereka sendiri. Perusahaan lainnya membuat atau memebentuk unit bisnis
e-commerce atau unit bisnis yang berkaitan dengan
internet, atau kelompok TI dalam perusahaan atau unit bisnis terpisah. Perusahaan lainnya
mengontrakkan keluar (
outsourcing), yaitu mengalihkan semua bagian dari operasi SI perusahaan ke kontraktor luar yang disebut sebagai
integrator system. Selain itu, beberapa perusahaan melakukan
outsourcing untuk mendapatkan software dan mencari dukungan ke
application service provider (ASP), yang akan menyediakan dan mendukung aplikasi bisnis dan software lainnya melalui
internet serta
intranet ke semua terminal kerja karyawan perushaan.
1.4.2 Mengelola Pengembangan Aplikasi
Manajemen pengembangan aplikasi (
application development management)
melibatkan pengelolaan berbagai aktivitas seperti analisis dan desain
sistem, pembuatan prototipe, pemrograman aplikasi, manajemen proyek,
jaminan kualitas, dan pemeliharaan sistem untuk semua proyek
pengembangan bisnis/TI yang besar. Mengelola pengembangan aplikasi
membutuhkan pengelolaan berbagai aktivitas tim yang terdiri dari analis
sistem, pengembang software, dan pakar SI lainnya yang bekerja dalam
berbagai proyek pengembangan sistem informasi. Jadi, manajemen proyek
adalah kunci tanggung jawab manajemen TI apabila menginginkan proyek
bisnis/TI diselesaikan tepat waktu, dalam batas anggaran mereka, serta
memenuhi tujuan desainnya. Selain itu, beberapa kelompok pengembang
sistem telah membuat
pusat pengembangan yang diisi dengan pakar
SI. Peran mereka adalah untuk mengevaluasi berbagai alat pengembangan
aplikasi baru dan membantu para pakar SI untuk menggunakannya agar dapat
meningkatkan usaha perkembangan aplikasi mereka.
1.4.3 Mengelola Aplikasi SI
Manajemen operasi SI (
IS operations management) berkaitan dengan penggunaan sumber daya
hardware, software, jaringan dan sumber daya manusia dalam perusahaan atau
pusat data (
data centers)
unit bisnis (pusat komputer) dari sebuah organisasi. Aktivitas
operasional yang harus dikelola meliputi operasi sistem komputer,
manajemen jaringan, pengendalian produksi, dan dukungan produksi.
Sebagian besar aktivitas manajemen diotomatisasi melalui penggunaan paket software untuk manajemen kinerja sistem komputer.
Pemonitor kerja sistem (
system performance monitor)
ini memonitor pemrosesan pekerjaan komputer, memebantu mengembangkan
jadwal terencana operasi komputer yang dapat mengoptimalkan kinerja
sistem komputer, serta menghasilkan statistik terinci yang tidak
ternilai harganya untuk perencanaan dan pengendalian kapasitas komputer
yang efektif.
Pemonitor kinerja sistem juga memasok informasi yang dibutuhkan oleh
sistem pembebanan kembali (
chargeback system)
yang mengalokasikan biaya ke para pemakai berdasarkan pada layanan
informasi yang diberikan. Semua biaya yang timbul dicatat, dilaporkan,
dialokasikan, dan dibebankan kembali ke unit bisnis tertentu yang
merupakan pemakai akhir, tergantung pada penggunaan mereka atas sumber
daya sistem tersebut.
Banyak pemonitor kinerja juga memiliki kemampuan
pengendalian proses (
process control).
Paket software semacam itu tidak hanya memonitor tetapi juga secara
otomatis mengendalikan operasi komputer di pusat data yang besar.
Beberapa menggunakan modul sistem pakar (
expert system) bawaan
yang didasarkan pada pengetahuan yang dikumpulkan dari para pakar dalam
operasi sistem komputer serta sistem operasi teretntu. Pemonitor kinerja
ini memebrikan operasi komputer yang lebih efisien daripada sistem yang
dioperasikan oleh manusia. Mereka juga memungkinkan pusat data yang
“berjalan” di beberapa perusahaan, tempat sistem komputer dioperasikan
secara otomatis, khususnya setelah jam kerja normal.
1.4.4 Manajemen Sumber Daya Manusia dalam TI
Keberhasilan atau kegagalan dari
organisasi layanan informasi terutama terletak pada kualitas
orang-orangnya. Banyak perusahaan yang menggunakan computer merekrut,
melatih, dan melatih kembali persobel SI yang berkualifikasi sebagai
salah satu tantangan mereka. Mengelola fungsi layanan informasi
melibatkan manajemen dari personel manajerial, teknis, dan
administratif. Salah satu pekerjaan yang paling penting dari para
manajer layanan informasi adalah untuk merekrut personel yang
berkualifikasi dan untuk mengembangkan,mengatur, serta mengarahkan
kemampuan kinerja yang ada saat ini. Para karyawan harus secara
terus-menerus dilatih untuk dapat mengejar perkembangan terakhir dalam
bidang yang bergerak cepat dan sangat berbau teknis.
1.4.5 CIO dan Eksekutif TI Lainnya
Direktur TI (
Chief Information Officer -
CIO) mengawasi semua penggunaan teknologi informasi dalam banyak
perusahaan, dan menyesuaikannya dengan tujuan strategis bisnis. Jadi,
semua layanan komputer tradisional, teknologi internet, layanan jaringan
telekomunikasi, dan teknologi SI lainnya yang mendukung jasa adalah
tanggung jawab CIO. Selain itu, CIO tidak mengarahkan aktivitas layanan
informasi rutin. Sebagai gantinya, CIO berkonsentrasi pada perencanaan
dan strategi bisnis/TI. Mereka juga bekerja denga CEO dan para eksekutif
puncak lainnya untuk mengembangkan penggunaan yang strategis atas
teknologi informasi dalam
e-business dan
e-commerce yang membantu membuat perusahaan menjadi lebih kompetitif dalam pasar.
1.4.6 Manajemen Teknologi
Perubahan dalam teknologi informasi, seperti kebangkitan PC, jaringan
klien/server, dan internet serta intranet, telah datang secara cepat
dan secara dramatis, serta diperkirakan akan berlanjut di masa
mendatang. Perkembangan dalam teknologi sistem informasi telah, dan akan
terus memiliki dampak besar atas operasi, biaya, lingkungan kerja
manajemen, dan posisi bersaing banyak organisasi.
Jadi, semua teknologi informasi harus dikelola sebagai
platform
teknologi karena melakukan integrasi secara internal berfokus pada atau
secara eksternal menghadapi berbagai aplikasi bisnis. Di banyak
perusahaan, manajemen teknologi merupakan tanggung jawab utama dari
Chief Technology Officer (CTO), yang bertanggung jawab atas semua perencanaan dan penggunaan teknologi informasi.
1.4.7 Mengelola Layanan Pemakai
Banyak perusahaan telah merespons dengan membuat fungsi-fungsi layanan pemakai (
user service), atau
layanan klien,
untuk mendukung serta mengelola komputasi pemakai akhir dan kelompok
kerja. Layanan pemakai akhir memberi baik peluang maupun masalah bagi
para manajer unit bisnis.
Kebanyakan organisasi masih membuat dan menegakkan kebijakan untuk perolehan
hardware serta
software oleh para pemakai akhir dan unit bisnis. Hal ini memastikan kesesuaian mereka dengan standar perusahaan untuk
hardware, software,
dan konektivitas jaringan. Hal lain yang juga penting adalah
pengembangan aplikasi dengan keamanan dan pengendalian kualitas yang
memadai untuk menyebarkan kinerja yang benar dan menjaga integritas
jaringan serta database perusahaan dan departemen.
1.5 Kegagalan dalam Manajemen TI
Mengelola teknologi informasi bukanlah tugas yang mudah. Fungsi
sistem informasi memiliki masalah kinerja dalam banyak organisasi.
Manfaat yang dijanjikan dalam teknologi informasi belum muncul dalam
banyak kasus perusahaan. Dalam banyak organisasi, teknologi informasi
tidak digunakan secara efektif dan efisien. Contohnya :
- Teknologi informasi tidak digunakan secara efektif oleh
berbagai perusahaan yang menggunakan TI terutama untuk
mengkomputerisasikan proses bisnis tradisional dan bukannya untuk
mengembangkan proses e-business yang inovatif dengan melibatkan pelanggan, pemasok, dan mitra bisnis lainnya, e-commerce, serta pendukung keputusan yang dijalankan melalui Web.
- Teknologi informasi tidak digunakan secara efisien oleh
sistem informasi yang memebri waktu respons yang lama dan sering kali
nanti, atau pakar dan konsultan SI yang mengelola berbagai proyek
pengembangan aplikasi dengan tidak benar.
1.5.1 Keterlibatan dan Tata Kelola Manajemen
Keterlibatan tingkat manajerial dan pemakai akhir (
management and end user involvement)
yang ekstensif dan berarti, adalah bahan utama dari kinerja sistem
informasi yang berkualitas tinggi. Melibatkan para manajer bisnis dalam
keterbukaan dari fungsi SI dan praktisi bisnis dalam pengembangan
aplikasi SI, seharusnya akan membentuk respons dari manajemen atas
berbagai tantangan dalam meningkatkan nilai bisnis teknologi informasi.
Melibatkan para manajer dalam manajemen TI (dari CEO hingga para manajer unit bisnis) membutuhkan pengembangan
struktur tata kelola (
governance structures)
– seperti dewan eksekutif dan komite pelaksana – yang mendorong
keterlibatan aktif mereka dalam perencanaan dan pengendalian penggunaan
bisnis TI. Jadi, banyak organisasi memiliki kebijakan yang mensyaratkan
para manajer terlibat dalam keputusan TI yang dapat mempengaruhi unit
bisnis mereka. Hal ini membantu para manajer untuk menghindari masalah
kinerja SI dalam unit bisnis dan proyek pengembangan mereka. Melalui
tingkat keterlibatan yang tinggi ini, para manajer dapat meningkatkan
nilai bisnis strategis dari teknologi informasi.
BAGIAN II MENGELOLA TI GLOBAL
2.1 Dimensi Internasional
Dimensi internasional telah menjadi bagian penting dalam mengelola
perusahaan di ekonomi global yang saling berhubungan dan pasar saat ini.
Entah seorang manajer dalam perusahaan besar atau pemilik usaha kecil,
akan dipengaruhi oleh perkembangan bisnis internasional, dan berhubungan
dalam cara tertentu dengan berbagai orang, produk, atau jasa yang
asalnya bukan dari negara asal.
2.2 Manajemen TI Global
Pada Gambar. 4 mengilustrasikan berbagai dimensi dasar dari pekerjaan
mengelola teknologi informasi global. Semua aktivitas global harus
disesuaikan untuk memperhitungkan tantangan budaya, politik, dan
geoekonomi yang ada dalam masyarakat bisnis internasional. Mengembangkan
strategi bisnis dan TI yang tepat untuk pasar global harus merupakan
langkah awal dalam
manajemen teknologi informasi global (
global information technology management).
Pemakai akhir dan para manajer SI dapat berpindah ke pengembangan
portofolio aplikasi bisnis yang dibutuhkan untuk mendukung strategi
bisnis/TI;
hardware, software, dan standar teknologi berbasis
internet
untuk mendukung berbagai aplikasi; metode manajemen sumber daya data
untuk menyediakan database yang dibutuhkan; serta akhirnya proyek
pengembangan sistem yang akan menghasilkan sistem informasi global yang
diminta.
Gambar 4. Dimensi-dimensi utama manajemen teknologi e-business global
2.3 Tantangan Budaya, Politik, dan Geoekonomi
Terdapat banyak kenyataan budaya,
politik, dan geoekonomi (geografis dan ekonomi) yang harus dihadapi agar
dapat berhasil dalam pasar global. Manajemen teknologi informasi global
harus berfokus pada pengembangan strategi teknologi informasi bisnis
global dan mengelola portofolio apliaksi
e-business global, teknologi
internet,
standar, database, dan proyek pengembangan sistem. Akan tetapi para
manajer juga harus mencapai hal itu menggunakan perspektif dan metode
yang memperhitungkan perbedaan budaya, politik, dan geoekonomi yang ada
ketika melakukan bisnis secara internasional.
Tantangan politik (
political challenge)
terbesar adalah banyaknya negara mempunyai regulasi peraturan atau
pelarangan transfer data seperti data personel dari dan ke negaranya.
Negara lainnya ada yang melarang impor
hardware dan
software. Sedangkan negara lainnya menetapkan undang-undang menyangkut
local content, pengenaan pajak yang tinggi, atau melarang impor hardware dan software.
Tantangan geoekonomi (
geoeconomics challenges)
dalam bisnis global dan TI merupakan pengaruh geografi terhadap
realitas ekonomi dari aktfitas bisnis internasional. Jauhnya jarak fisik
yang terlibat masih merupakan masalah utama, bahkan dalam era
telekomunikasi
internet dan perjalanan dengan pesawat jet.
Misalnya, perbedaan kualitas, telepon, perbedaan zona waktu, dan
perbedaan biaya tenaga kerja. Semua tantangan geoekonomi ini harus
ditangani ketika mengembangkan strategi bisnis/TI global.
Tantangan budaya (
cultural challenges) menghadapi bisnis global adalah berbagai perbedaan dalam bahasa, agama,
cultural interests,
adat, kebiasaaan, perilaku social dan filosofi politik. Tentu saja,
para manajer TI global harus dilatih dan menajamkan pemahaman atas
perbedaan budaya sebelum mereka dikirim ke luar negari atau dibawa ke
negara asal perusahaan. Tantangan budaya lainnya meliputi berbagai
perbedaan dalam gaya kerja dan hubungan bisnis.
2.4 Strategi Bisnis/TI Global
Banyak perusahaan bergeser menuju
strategi lintas negara (
transnational strategies)
yang mengintegrasikan aktivitas bisnis/TI global melalui kerja sama
dekat dan saling ketergantungan antara anak perusahaan di seluruh dunia
dengan kantor pusat perusahaan. Bisnis bergeser menjauh dari (1)
strategi multinasional dengan anak perusahaan di luar negeri beroperasi
secara mandiri; (2) strategi internasional dengan anak perusahaan
mandiri tetapi bergantung pada kantor pusat untuk berbagi proses,
produk, dan ide baru; atau (3) strategi global, dengan operasi
perusahaan di seluruh dunia dikelola secara intensif oleh kantor pusat.
2.5 Aplikasi Bisnis/TI Global
Aplikasi teknologi yang dikembangkan oleh perusahaan global
bergantung pada strategi bisnis TI serta keahlian dan pengalamannya
dalam TI. Akan tetapi, aplikasi TI juga bergantung pada berbagai jenis
penggerak bisnis global (
global business drivers),
yaitu permintaan bisnis yang disebabkan oleh sifat industry dan
persaingan atau tekanan lingkungannya. Skala ekonomi yang dihasilkan
oleh operasi bisnis secara global adalah penggerak bisnis lainnya yang
membutuhkan dukungan aplikasi TI global.
2.6 Standar TI Global
Manajemen atas standar teknologi (juga disebut sebagai infrastruktur
teknologi) adalah dimensi lain dari manajemen TI global – yaitu,
mengelola
hardware, software, sumber daya data, jaringan
telekomunikasi, dan fasilitas komputasi yang mendukung operasi bisnis
global. Manajemen dari standar TI global bukan hanya secara teknis
rumit, tetapi juga memiliki implikasi besar atas politik dan budaya.
Mengelola jaringan komunikasi data internasional, termasuk
internet, intranet, ekstranet, dan jaringan lainnya, adalah tantangan utama TI global.
Membuat fasilitas komputasi secara internasional adalah tantangan
global lainnya. Perusahaan dengan operasi bisnis global biasanya membuat
atau menyewa integrator sistem untuk pusat-pusat data tambahan dalam
anak-anak perusahaan di berbagai negara lain. Berbagai perusahaan global
berpaling pada penyedia jasa aplikasi atau integrator sistem seperti
EDS atau IBM untuk mengelola operasi di luar negeri.
2.6.1 Internet sebagai Standar TI Global
Dalam beberapa tahun, internet, dengan ribuan jaringan komputer dan
database yang saling terhubung, menjadi standar teknologi yang bebas
dari halangan dan batas internasional yang tradisional. Dengan
menghubungkan bisnis ke infrastruktur global
online, berbagai
perusahaan dapat memperluas pasar, mengurangi biaya komunikasi dan
distribusi, serta meningkatkan margin laba tanpa pengeluaran besar biaya
untuk fasilitas telekomunikasi baru tersebut.
Internet bersama dengan teknologi intranet dan ekstranet yang
terkait, memebri saluran interaktif yang berbiaya rendah untuk
komunikasi dan pertukaran data dengan para karyawan, pelanggan, pemasok,
distributor, produsen, pengembang produk, pendukung keuangan, penyedia
informasi, dan lain-lainnya. Bahkan, semua pihak yang terlibat dapat
menggunakan internet dan jaringan lainnya yang terkait untuk
berkomunikasi dan bekerja sama agar dapat membawa perusahaan mencapai
keberhasilan.
2.7 Berbagai Isu Akses Data Global
Isu-isu
akses data global (
global data access) merupakan hambatan teknologi dalam operasi bisnis global. Contoh utama adalah isu tentang
aliran data lintas negara (
transborder data flow –
TDF), yang memungkinkan aliran data melintasi batas internasional
mellaui jaringan telekomunikasi sistem informasi global. Banyak negara
memandang TDF melanggar status kemerdekaan mereka, melanggar peraturan
hokum karena melindungi industry TI local dari persaingan, atau
melanggar peraturan tenaga kerja untuk melindungi pekerjaan lokal. Dalam
banyak kasus, isu bisnis aliran data yang tampaknya sensitif dari segi
politik adalah yang memepengaruhi pergerakan keluar dari negara atas
data personal
e-commerce serta aplikasi sumber daya manusia.
2.8 Perkembangan Sistem Global
Seringkali terdapat konflik antara
kebutuhan sistem lokal dengan sistem global dan kesulitan dalam
menyepakati fitur umum sistem yang dipakai bersama. Diperlukan antara
lima sampai 10 kali lebih lama untuk mencapai kesepakatan mengenai
kebutuhan sistem jika user dan developernya datang dari berbagai negara.
Strategi untuk mengatasai masalah pengembangan sistem dalam TI global adalah :
1. Mengubah aplikasi yang digunakan oleh kantor induk ke dalam aplikasi global.
2. Membentuk
tim pengembangan multinasional dengan orang-orang penting dari beberapa anak perusahaan.
3.
Pengembangan paralel, dimana masing-masing anak
perusahaan yang berbeda mengerjakan bagian dari sistem dan kantor induk
mengembangkan pada saat yang bersamaan.
4. Menunjuk
center of execellence, dimana anak perusahaan tertentu yang lebih berpengalaman ditunjuk untuk mengembangkan sistem.